ANKARA (TURKIYE) – Luar biasa tim SAR Indonesia untuk bencana gempa di Turkiye. Mereka bekerja keras di bawah suhu udara hampir nol derajat Celcius. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) Muhadjir Effendy pun sangat terkesan dan memberikan apresiasi mereka.
Menurut Muhadjir, putra-putra Indonesia itu telah melakukan kerja nyata dalam menemukan korban yang masih hidup maupun dalam keadaan meninggal. “Mereka bekerja di bawah suhu dingin mendekati 0 derajat Celcius, yang jauh berbeda dengan suasana tropis,” kata Muhadjir saat bertemu Tim INASAR (Indonesian Search and Rescue) di basecamp Basarnas Indonesia di Kota Antakya, Turkiye, Rabu (22/2) pagi waktu setempat.
Mudah-mudahan, kata Muhadjir, semuanya berjalan dengan baik untuk sisa tugas-tugas yang bersangkutan dan terus mendapatkan dukungan dari pemerintah Turkiye, masyarakat Turkiye, karena ini merupakan bagian dari misi UN (United Nations).
“Oleh karena itu tugas ini betul-betul bisa mendapatkan kepercayaan bukan hanya sebagai wakil Indonesia tetapi sebagai wakil internasional yaitu sebagai misi dari UN” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) empat kali ini.
Muhadjir beserta delegasi yang dia pimpin tiba di Kota Antakya setelah menempuh penerbangan dari Bandara Adana, sekitar 45 menit. Ikut mendampingi antara lain, Kepala BNPB Suharyanto, Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Diah Pitaloka, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, Sesmenko PMK, Andie Megantara, Deputi Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan BASARNAS, Ribut Eko Suyatno, Deputi Bidang PIP Polhukam PMK Iwan Taufiq Purwanto, Inspektur Utama BPNP, Iwan Saragih.
Muhadjir bertemu dengan Menteri Kesehatan Turkiye Fahrettin Koca, guna memastikan bantuan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia berjalan dan diterima dengan baik oleh pemerintah Turkiye. Baik bantuan berupa personel tim SAR dan EMT (emergency medical team) maupun bantuan yang sifatnya material seperti perangkat atau alat serta makanan yang dibutuhkan oleh para korban.
Pemerintah Indonesia berkomitmen terus membantu sampai dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bila masih diperlukan oleh pemerintah Turkiye. “Setelah pencarian dan penemuan korban berakhir, tim SAR akan fokus pada upaya rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata Mendikbud Kanbinet Jokowi Jilid Satu ini.
Bantuan vaksin
Pemerintah Turkiye, lanjut Menko PMK, berharap masih ada bantuan terutama untuk vaksin, serum tetanus dan rabies. Hal ini dikarenakan pasca pencarian dan penemuan korban bencana biasanya dibarengi dengan munculnya penyakit-penyakit menular.
Berdasar kondisi saat ini, bantuan paling utama adalah obat-obatan dan vaksin. Indonesia sudah mengirim 10.000 vaksin dan serum tetanus. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia memberikan tawaran bantuan tenaga dokter spesialis di bidang penyakit menular selain vaksin dan obat-obatan.
Badan Penanggulangan Bencana Turkiye (AFAD) berterima kasih atas kedatangan Menko PMK dan rombongan yang telah membantu penanganan korban gempa Turkiye. Sejak hari pertama Indonesia sudah bekerja dan berusaha maksimal untuk menemukan dan mencari korban gempa.
“Rakyat Indonesia dan Turkiye adalah bersaudara, derita rakyat Turkiye adalah derita rakyat Indonesia. Oleh karena itu kalau kita membantu memang sudah seharusnya. Begitu juga dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Turkiye ketika Indonesia dalam kesusahan, mereka (Turkiye) cepat datang membantu Indonesia,” sebut Menko Muhadjir. (*/ANO)