Kemenangan telak Taliban atas Amerika Serikat di Afghanistan memiliki arti yang sangat penting dalam sudut pandang eskatologi Islam atau ilmu akhir jaman. Ilmu yang mengkaji, menelaah, memperlajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan, kejadian di jagat raya sebagai tanda-tanda atau ayat-ayat Allah dengan dasar Al Quran dan Hadits.
Afghanistan adalah jantung kawasan Khurosan. Dalam peta geografi kuno, wilayah Khurosan meliputi Afghanistan, sebagian wilayah Pakistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Iran. Bahkan di Iran namanya masih dilestarikan menjadi sebuah provinsi yaitu Provinsi Khurosan.
Sementara Khurosan itu memiliki arti yang sangat penting pada nubuwat akhir jaman.
Pertama, dari Khurosan akan muncul Pasukan Berpanji-panji Hitam yang akan menjadi tentara Imam Mahdi melawan pasukan Dajjal.
“Apabila keluar panji-panji hitam dari arah Khurosan tidak akan ada sesuatu apapun yang dapat menolaknya hingga (panji-panji) ditancapkan di Ilya (Baitul Makdis atau Yerusalem).” (Hadits Tirmidzi).
“Jika kamu melihat panji-panji hitam datang dari arah Khurasan maka sambutlah walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada khalifah Allah yang mendapat petunjuk”. (Hadits Ibnu Majah, Abu Nuaim dan Al Hakim). Khalifah Allah yang dimaksud adalah Imam Mahdi.
Dajjal
Kedua, Al Masih ad Dajjal (Al Masih Palsu) akan keluar dari Khurosan. “Dajjal keluar di sebelah timur, namanya Khurosan,” (Hadits Ahmad, Turmuddzi, Ibnu Majah).
Kita harus hati-hati dalam memahami setiap kata dalam Hadits terkait Dajjal. Terutama menyangkut tiga kata yaitu Dajjal dilepas. Dajjal keluar. Dajjal muncul.
Dajjal dilepas dan keluar sudah terjadi sejam masa Rasulullah masih hidup. Sebelumnya Dajjal dibelenggu di sebuah pulau. (Hadits Tamim ad Dari). Episode dilepas Dajjal berada secara gaib. Petunjuknya Nabi Muhammad mimpi Dajjal mengelilingi Kabah seperti orang thawaf. (Hadits Muslim).
Episode Dajjal muncul baru akan terjadi di Baitul Makdis atau Yerusalem dengan mengaku dirinya sebagai Isa al Masih. Ini sekaligus episode sirnanya Dajjal. Begitu Dajjal tahu Isa ibnu Maryam setelah diturunkan dari langit, Dajjal akan meleleh.
Dajjal keluar adalah bagian dari episode dilepas. Berarti masih gaib. Tidak kasat mata. Keluarnya Amerika Serikat dan Nato dari Afghanistan, insya Allah, merupakan visualisasi keluarnya Dajjal dari Khurosan. Sebab Amerika adalah subyek operator lapangannya Dajjal atau simbolisasi Dajjal itu sendiri.
Pakar eskatologi Islam Syekh Imran Hossein menyebut tahap kedua beroperasinya Dajjjal adalah Pax Americana. Sebelumnya Dajjal menggunakan Inggris sebagai operator lapangannya yang disebut Pak Britannica. Tahap terakhir beroperasinya Dajjal adalah Pax Yudaica atau yang menjadi operator lapangan Israel.
Dalam perspektif eskalogi Islam, kemungkinan Dajjal bermaksud menghancurkan sumber-sumber tentara Imam Mahdi yang akan menjadi musuhnya. Salah satunya adalah Khurosan. Ibaratnya hendak membunuh janin sebelum menjadi manusia.
Dimulai Dajjal dengan wajah imperialis-komunisme Uni Soviet yang mencaplok Afghanistan pada Desember 1979. Namun Uni Soviet hanya bertahan 10 tahun. Pada Februari 1989 dengan memelas dan nista harus lari lintang pukang sambil melet-melet meninggalkan Afghanistan.
Lantas dilanjutkan Dajjal dengan wajah imperialis-kapitalisme Amerika yang mencaplok Afghanistan pada Oktober tahun 2001. Atau sebulan setelah gedung WTC dibom. Prosesnya sangat cepat yang hanya didasarkan praduga sumir bahwa yang melakukan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Karena rejim Taliban pimpinan Mullah Omar dianggap melindungi Osma, maka rejim Taliban yang sah dihancurkan oleh Amerika.
Proses untuk perang secepat itu, diduga untuk menutupi konspirasi yang sebenarnya. Bahwa pengeboman WTC justru didalangi Yahudi agar Amerika dan sekutunya memusuhi Islam. Dan setelah kasus itu di seluruh dunia dikobarkan sentimen Islamphobia.
Meski Osama sudah berhasil dibunuh di Pakistan (bukan di Afghanistan), Amerika berusaha mengangkangi terus Afghanistan. Amerika mencoba membuat rejim-rejim boneka. Tetapi gagal total karena pada kenyatannya rakyat Afghanistan mencintai Taliban. Ribuan tentaranya tewas. Dana yang dihabiskan triliunan dollar. Semua berakhir dengan malu, memelas, nista dan hina. Lebih hina dibanding kekalahannya di Vietnam dekade 1970-an.
Rabbi a’lam.
Anwar Hudijono, penulis tinggal di Sidoarjo.