Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari
TEROPONGMETRO – Semenjak Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Dahlan pada 1912, banyak tokoh dari Muhammadiyah bermunculan dalam berbagai kiprah kebangsaan.
Tak sekadar muncul, tokoh-tokoh dari rahim Muhammadiyah bahkan menjadi tokoh sentral dalam berbagai momen genting seperti perjuangan kemerdekaan, Proklamasi, perumusan Pancasila dan UUD 1945 hingga mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Karena alasan itu, Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari menganggap bahwa sejarah panjang revolusi Indonesia adalah sejarah Muhammadiyah. Hajriyanto juga mendorong banyak karya tulis maupun karya kreatif terkait tokoh-tokoh Muhammadiyah di kancah pergerakan Nasional.
“Saya bukan hanya menulis sejarah Pancasila itu sejarah Muhammadiyah, bahkan sejarah Indonesia itu adalah sejarah Muhammadiyah. Ada momen tertentu di saat orang Muhammadiyah itu begitu mendominasi penyelenggaraan negara,” ungkap Hajriyanto dalam forum Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD), Kamis (15/4).
“Pada saat Djuanda menjadi Menteri, Kasman Singodimedjo menjadi Ketua KNIP, Jenderal Soedirman menjadi Panglima TNI, Bung Karno menjadi Presiden, dan banyak sekali itu tokoh-tokoh Muhammadiyah yang memang atas nama Muhammadiyah. Betul-betul merepresentasikan Muhammadiyah, hadir di panggung-panggung Negara. Itu perlu diungkap lagi,” imbuhnya.
Karena itu, Hajriyanto mendorong adanya penulisan sejarah Muhammadiyah dalam bahasa populer diperbanyak dan diedarkan dalam berbagai macam bentuk agar generasi muda maupun orang awam tidak terputus dari fakta sejarah yang menurutnya sekarang amatlah lemah.
“Saya rasa orang yang sekali-sekali kalau kita baca di media sosial mempertanyakan kepatriotisan Muhammadiyah, mempertanyakan kecil saja Kepancasilaan Muhammadiyah, mempertanyakan nasionalisme Muhammadiyah, itu akibat dari kita memang kurang menghadirkan tokoh-tokoh Muhammadiyah di tengah-tengah generasi sekarang itu,” ungkap Hajriyanto.
“Yang karena kurang mendapatkan informasi tentang tokoh-tokoh Muhammadiyah, maka berani-beraninya mempertanyakan ideologi Muhammadiyah. Berani mempertanyakan soal apa yang selama ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah sebagai telah penuh dengan setia mengawal perjalanan bangsa dan negara ini,” tegasnya.
Sumber; muhammadiyah.or.id